A. Pengertian Pertentangan Sosial
Pertentangan sosial merupakan suatu konflik yang biasanya
timbul akibat faktor-faktor sosial, contohnya salah paham. Pertentangan sosial
ini adalah salah satu akibat dari adanya perbedaan-perbedaan dari norma yang
menyimpang di kehidupan masyarakat. Pertentangan sosial dapat terjadi di dalam
kehidupan sehari-hari.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya
pertentangan sosial, antara lain :
Rasa iri antara
satu sama lain
Adanya rasa tidak
puas dengan perlakuan atau tindakan yang diterima dan diberikan oleh orang lain
Adanya adu domba
diantara masyarakat, kelompok, atau di dalam pemerintahan.
Contoh pertentangan sosial yang terjadi dalam masyarakat
adalah tawuran. Tawuran ini biasanya terjadi di kalangan akademik baik pelajar
maupun mahasiswa, namun terkadang bisa terjadi juga diantara suatu kelompok
masyarakat tertentu. Tawuran ini terjadi akibat adanya tindakan saling ejek
atau menjelek-jelekan antara satu sama lain. Namun ada juga yang terjadi akibat
masalah pribadi seseorang. Biasanya seseorang yang tersinggung atas perkataan
atau perbuatan orang lain meminta bantuan teman-temannya untuk membalas
tindakan yang diterimanya dengan cara kekerasan salah satunya tawuran.
Tawuran sendiri adalah tindakan yang sangat merugikan bagi
orang lain maupun bagi yang melakukan tawuran tersebut. Untuk orang lain yang
tidak bersalah dan tidak tahu apapun mereka merasa terganggu dengan keributan
dan kerusakan yang diakibatkan dari tawuran itu sendiri. Mereka merasa takut
karena biasanya para pelaku tawuran merusak fasilitas umum yang ada di sekitar
lokasi tawuran itu sendiri.
B. Makna Ketegangan Dalam Masyarakat
Konflik (pertentangan) mengandung suatu pengertian tingkah
laku yang lebih luas dari pada yang biasa dibayangkan orang dengan
mengartikannya sebagai pertentangan yang kasar atau perang. Dasar konflik
berbeda-beda. Terdapat 3 elemen dasar yang merupakan ciri-ciri dari situasi
konflik yaitu :
Terdapatnya dua
atau lebih unit-unit atau baigan-bagian yang terlibat di dalam konflik.
Unit-unit tersebut
mempunyai perbedaan-perbedaan yang tajam dalam kebutuhan-kebutuhan,
tujuan-tujuan, masalah-masalah, nilai-nilai, sikap-sikap, maupun
gagasan-gagasan.
Terdapatnya
interaksi di antara bagian-bagian yang mempunyai perbedaan-perbedaan tersebut.
Konflik merupakan suatu tingkah laku yang dibedakan dengan
emosi-emosi tertentu yang sering dihubungkan dengannya, misalnya kebencian atau
permusuhan. Konflik dapat terjadi pada lingkungan yang paling kecil yaitu
individu, sampai kepada lingkungan yang luas yaitu masyarakat, yaitu :
Pada taraf di
dalam diri seseorang, konflik menunjuk kepada adanya pertentangan,
ketidakpastian, atau emosi-emosi dan dorongan yang antagonistik didalam diri
seseorang.
Pada taraf
kelompok, konflik ditimbulkan dari konflik yang terjadi dalam diri individu,
dari perbedaan-perbedaan pada para anggota kelompok dalam tujuan-tujuan,
nilai-nilai, dan norma-norma, motivasi-motivasi mereka untuk menjadi anggota
kelompok, serta minat mereka.
Pada taraf
masyarakat, konflik juga bersumber pada perbedaan di antara nilai-nilai dan
norma-norma kelompok dengan nilai-nilai dan norma-norma kelompok yang
bersangkutan berbeda. Perbedan-perbedaan dalam nilai, tujuan dan norma serta
minat, disebabkan oleh adanya perbedaan pengalaman hidup dan sumber-sumber
sosio-ekonomis didalam suatu kebudayaan tertentu dengan yang ada dalam
kebudayaan-kebudayaan lain.
Adapun cara-cara pemecahan konflik tersebut adalah :
Elimination yaitu
pengunduran diri salah satu pihak yang telibat dalam konflik yang diungkapkan dengan : kami mengalah, kami
mendongkol, kami keluar, kami membentuk
kelompok kami sendiri.
Subjugation atau
domination, artinya orang atau pihak yang mempunyai kekuatan terbesar dapat memaksa orang atau pihak lain untuk
mentaatinya.
Mjority Rule
artinya suara terbanyak yang ditentukan dengan voting akan menentukan
keputusan, tanpa mempertimbangkan argumentasi.
Minority Consent
artinya kelompok mayoritas yang memenangkan, namun kelompok minoritas tidak
merasa dikalahkan dan menerima keputusan serta sepakat untuk melakukan kegiatan
bersama.
Compromise artinya
kedua atau semua sub kelompok yang telibat dalam konflik berusaha mencari dan mendapatkan
jalan tengah.
Integration
artinya pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangkan dan
ditelaah kembali sampai kelompok mencapai suatu keputusan yang memuaskan bagi
semua pihak.
C. Menjelaskan Tentang Diskriminasi dan Ethosentris
1. Diskriminasi
Diskriminasi merujuk kepada pelayanan yang tidak adil
terhadap individu tertentu,
di mana layanan ini dibuat berdasarkan karakteristik yang
diwakili oleh individu tersebut. Diskriminasi merupakan suatu kejadian yang
biasa dijumpai dalam masyarakat manusia, ini disebabkan karena kecenderungan
manusian untuk membeda-bedakan yang lain.
Ketika seseorang diperlakukan secara tidak adil karena
karakteristik suku, antargolongan, kelamin, ras, agama dan kepercayaan, aliran
politik, kondisi fisik atau karateristik lain yang diduga merupakan dasar dari
tindakan diskriminasi. Diskriminasi langsung, terjadi saat hukum, peraturan
atau kebijakan jelas-jelas menyebutkan karakteristik tertentu, seperti jenis
kelamin, ras, dan sebagainya, dan menghambat adanya peluang yang sama.
Diskriminasi tidak langsung, terjadi saat peraturan yang bersifat netral
menjadi diskriminatif saat diterapkan di lapangan.
2. Ethnosentrisme
Ethnosentrisme yaitu suatu kecenderungan yang menganggap
nilai-nilai dan norma-norma kebudayaannya sendiri sebagaai sesuatu yang prima,
terbaik, mutlak dan diepergunakan sebagai tolok ukur untuk menilai dan
membedakannya dengan kebudayaan lain. Etnosentrisme merupakan kecenderungan tak
sadar untuk menginterpretasikan atau menilai kelompok lain dengan tolok ukur
kebudayaannya sendiri. Sikap etnosentrisme dalam tingkah laku berkomunikasi
nampak canggung, tidak luwes.
D. Pengertian Integrasi Sosial dan Integrasi Nasional
Integrasi berasal dari bahasa inggris
"intregration" yang berati kesempurnaan atau keseluruhan integrasi
sosial dimaknai sebagai proses penyesuaian di antara unsur - unsur yang saling
berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan
mayarakat .
yang memiliki keserasian fungsi. Definisi lain mengenai
integrasi adalah suatu keadaan dimana kelompok - kelompok etnik beradaptasi dan
bersikap komformitas terhadap kebudayaan mayoritas masyrakat, namun masih tetap
mempertahankan kebudayaan mereka masing - masing. integrasi memiliki 2
pengertian yaitu :
Pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan
sosial dalam suatu sistem sosial tertentu.
Membuat suatu
keseluruhan dan menyatukan unsur - unsur tertentu.
1. Integrasi Sosial
Integrasi sosial
adalah jika yang dikendalikan, disatukan, atau dikaitkan satu sama lain itu
adalah unsur - unsur sosial atau kemasyarakatan. Suatu integrasi sosial
diperlukan agar masyarakat tidak bubar meskipun menghadapi berbagai tantangan,
baik berupa tantangan fisik maupun konflik yang terjadi secara sosial budaya.
2. Integras Nasional
Istilah integrasi
nasional berasal dari dua kata yaitu integrasi dan nasional. Istilah integrasi
mempunya arti pembaruan/penyatuan sehingga menjadi kesatuan yang utuh/bulat.
Istilah nasional mempunyai pengertian kebangsaan, bersifat bangsa sendiri,
meliputi suatu bangsa seperti cita - cita nasional, tarian nasional, perusahaan
nasional(kamus besar bahasa indonesia : 1989 dalam suhady 2006 : 36). Hal - hal
yang menyangkut bangsa dapat berupa adat istiadat, suku, warna kulit,
keturunan, agama, budaya, wilayah/daerah, dan sebagainya. Sehubungan dengan
penjelesan kedua istilah di atas maka integrasi nasional identik dengan
integrasi bangsa yang mempunyai pengertian suatu proses penyatuan atau
pembaruan berbagai aspek sosial budaya kedalam kesatuan wilayah dan pembukaan
identitas nasional atau bangsa(kamus besar bahasa indonesia : 1989 dalam suhady
2006 : 36-37) yang harus dapat menjamin terwujudnya keselarasan, keserasian dan
keseimbangan dalam mencapai tujuan bersama sebagai suatu bangsa. Integrasi
nasional sebagai suatu konsep dalam kaitan dengan wawasan kebangsaan dalam
Negara Kesatuan Republik Indonesia berlandaskan pada aliran pemikiran/paham
integralistik yang dicetuskan oleh G.W.F Hegl (1770-1831 dalam suhady 2006:38)
yang berhubungan dengan paham idealisme untuk mengenal dan memahami sesuatu
harus dicari kaitannya dengan yang lain dan untuk mengenal manusia harus dicari
dikaitkan dengan yang lain dan untuk mengenal manusia harus dikaitkan dengan
masyarakat di sekitarnya dan untuk mengenal suatu masyarakat harus dicari
kaitannya dengan proses multikulturalisme.
Referensi :
http://metikasartika.blogspot.com/2014/11/tugas-portofolio-2.html#more
Tidak ada komentar:
Posting Komentar